
Mediasaham.com – Cara Investasi Saham untuk Pemula. Investasi saham
sering kali terdengar menakutkan bagi pemula. Bayangkan saja, Anda mendengar
cerita tentang orang yang bangkrut dan jatuh miskin karena saham. Sehingga hati
kamu langsung ciut dan takut untuk memulai.
Namun di sisi lain, mungkin kamu juga mendengar ada yang berhasil dari
investasi saham bahkan menjadi kaya dari saham. Mendengar ini, hati Anda jadi
senang dan ingin tahu lebih dalam tentang cara investasi saham yang baik dan
benar.
Investasi saham bukanlah main judi, seperti yang dipikirkan orang-orang.
Investasi saham adalah salah satu cara cerdas untuk membangun kekayaan jangka Panjang.
Yang penting Anda melakukannya dengan pengetahuan yang tepat dan benar.
Cara Investasi Saham untuk Pemula: Panduan Lengkap, Aman dan Menguntungkan
Pengertian Saham
Apa itu saham? Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan atas
sebagian kecil perusahaan. Ketika Anda membeli saham sebuah perusahaan, seperti
Astra atau Bank BCA, Anda menjadi pemilik kecil dari bisnis tersebut.
Jika perusahaan terus berkembang dan memperoleh laba tiap tahun, nilai
saham Anda juga akan naik, dan Anda bisa untung. Selain itu, perusahaan yang
berhasil mendapat laba tiap tahun biasanya membagikan dividen ke pemegang saham.
Mengapa saham cocok untuk pemula? Pertama, saham bisa memberikan return
(keuntungan) yang lebih tinggi daripada tabungan bank seperti deposito. Di
Indonesia, suku bunga tabungan deposito biasanya hanya 2-4% per tahun,
sementara saham historis bisa memberikan 7-10% atau lebih dalam jangka panjang.
Kedua, dengan kemajuan teknologi saat ini, investasi saham sangat mudah
dikerjakan melalui aplikasi ponsel. Anda tidak perlu modal besar; mulai dari Rp100 ribu saja sudah bisa.
Tapi, ingat, investasi saham ada risikonya. Harga saham bisa naik turun
karena berbagai factor seperti ekonomi, politik, atau berita dari perusahaan itu
sendiri. Namun, dengan belajar yang benar, risiko ini bisa dikelola.
Artikel ini akan memandu Anda langkah demi Langkah cara investasi saham
mulai dari nol. Kita akan bahas dasar-dasar, strategi, dan tips menghindari
kesalahan. Tujuannya? Membuat Anda bisa lebih paham dan percaya diri untuk
memulai perjalanan investasi saham Anda.
Di Indonesia, pasar saham diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada
ribuan saham yang terdaftar, dari perusahaan besar seperti BCA hingga perusahaan
kecil. Hingga tahun 2025 ada 956 perusahaan yang sahamnya bisa Kamu pilih untuk
diinvestasikan.
Pahami Dasar-Dasar Saham Sebelum Mulai Investasi
Sebelum membeli saham pertama Anda, penting memahami fondasi. Bayangkan
saham seperti potongan kue dari sebuah perusahaan. Semakin besar perusahaan,
semakin banyak potongannya.
Jenis-Jenis Saham?
Ada dua jenis utama saham: saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock). Saham biasa memiliki hak suara pada rapat pemegang saham,
serta berhak mendapatkan dividen saat perusaan bagi laba.
Saham
Preferen (preferred stock) adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan
atas suatu perusahaan dengan hak yang lebih tinggi atas aset dan laba
perusahaan dibanding pemegang saham biasa. Saham preferen lebih stabil,
prioritas dividen, tapi jarang di Indonesia baik untuk pemula.
Saham juga ada yang dibagi berdasarkan jumlah nilai perusahaan itu
sendiri di BEI.
Saham Lapis 1
Saham lapis satu pada umumnya adalah saham-saham Blue Chip. Saham Blue
Chip adalah perusahaan-perusahaan besar yang nilai kapitalisasinya di atas Rp
10 triliun. Perusahaan ini tergolong stabil, dan terpercaya. Harga sahamnya
juga tergolong stabil dan rutin bagi dividen. Contoh: Saham Bank BRI, BCA, INDF
dll.
Saham Lapis 2
Saham lapis 2 adalah perusahaan menengah dengan nilai kapitalisasi berkisar
dari Rp 500 miliar - Rp 10 triliun. Harga saham lapis 2 cenderung naik
dan turun.
Kinerja perusahaan saham lapis dua juga beragam, ada yang mencetak laba
dan ada juga yang rugi.
Saham Lapis 3
Saham lapis 3 adalah perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar dibawah
Rp 500 miliar. Harga saham lapis tiga biasanya lebih murah. Saham ini juga
mudah dimainkan oleh bandar untuk membuat harga sahamnya naik dan turun. Sehingga
berisiko tinggi dan tidak disarankan untuk pemula.
Bagaimana Pasar Saham Bekerja?
Pasar saham adalah tempat jual beli saham, seperti BEI di Jakarta. Harga
saham ditentukan oleh supply and demand. Jika banyak orang ingin beli (demand
tinggi), harga naik. Sebaliknya, jika banyak yang jual, harga turun.
Indeks saham seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mengukur
performa keseluruhan pasar saham di BEI. Jika IHSG naik, artinya pasar sedang
bagus. Bagi pemula bisa memantau nilai IHSG di Yahoo Finance atau Media TV.
Pelajari Istilah Penting Dalam Saham
Di pasar saham ada begitu banyak istilah-istilah yang digunakan. Bagi
pemula wajib untuk membiasakan diri dengan istilah-istilah dalam investasi
saham. Mulailah mempelajari istilah yang sering Kamu dengar. Berikut beberapa
contoh istilah dalam dunia saham.
- Dividen:
Keuntungan tahunan dari perusahaan yang dibagikan ke investor.
- Capital
Gain: Untung dari selisih harga beli dan jual.
- Capital Loss: Rugi dari
selisih harga beli dan jual
- Cuan: Seseorang
yang dapat untung dari jual saham
- IPO
(Initial Public Offering): Saat perusahaan pertama kali jual saham ke
publik.
- Broker:
Perusahaan yang membantu kita untuk bertransaksi jual beli saham lewat
aplikasi yang disediakan oleh broker itu sendiri. Contoh Mandiri
Sekuritas atau BCA Sekuritas.
Pelajari lebih banyak lagi istilah-istilah saham agar tidak bingung saat
membaca berita saham. Kamu bisa cek di sini, Kamus Istilah Saham A-Z.
Cara Memulai Investasi Saham
1. Tentukan Tujuan Investasi Saham Anda
Investasi saham bukan soal cepat kaya, tapi membangun masa depan
keuangan yang lebih baik. Langkah pertama adalah tentukan tujuan. Tanya diri
sendiri: "Saya investasi saham untuk apa tujuannya?"
Misalnya:
- Jangka
Pendek (1-3 tahun): Beli rumah atau liburan.
- Jangka
Menengah (3-5 tahun): Pendidikan anak.
- Jangka
Panjang (5+ tahun): Pensiun. Fokus saham blue chip untuk
pertumbuhan berkelanjutan.
Gunakan rumus sederhana: Hitung berapa yang dibutuhkan. Jika target Rp500
juta dalam 5 tahun ke depan dengan return 8% per tahun, maka berapa yang harus
kamu investasikan setiap bulannya.
2. Evaluasi Kondisi Keuangan
Evaluasi kondisi keuangan kamu. Pastikan punya dana darurat (3-6 bulan gaji)
di tabungan, lunasi utang berbunga tinggi, baru investasi. Aturan emas: Hanya
investasikan uang yang siap hilang, karena saham berisiko.
Investasikan uang dingin di saham. Artinya uang tersebut menganggur dan tidak kamu gunakan dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan. Jangan sekali-kali memakai uang kebutuhan sehari-hari.
Buat rencana: Alokasikan 10-20% pendapatan bulanan untuk investasi.
Misal gaji Rp10 juta, sisihkan Rp1-2 juta. Konsistensi lebih penting daripada
jumlah besar.
Dengan tujuan jelas, Anda akan lebih disiplin. Apabila tujuan kamu investasi jangka panjang, kamu bisa mencontoh Warren Buffett,
investor legendaris. Mulai dari kecil dan fokus jangka panjang.
3. Tingkatkan Pengetahuanmu tentang Saham
Pengetahuan adalah senjata utama investor pemula. Jangan asal ikut tips
teman, apalagi telan mentah-mentah. Belajar sendiri dari berbagai sumber jauh lebih baik dan menguntungkan.
Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan memperdalam pengetahuan tentang investasi saham.
Sumber Belajar Gratis
- Dari website: Seperti BEI punya
program "Sahamku" untuk pemula, lengkap dengan webinar gratis.
- YouTube; kamu bisa belajar dari youtube dan pilih chenel yang sesuai dengan kamu. Namun jangan terjebak dengan chenel yang menjual mimpi.
- Belajar dari buku-buku saham
- Kamu juga bisa membaca dari portal Mediasaham ini. Kamu bisa memilih topik Belajar Saham.
Sisihkan waktu untuk belajar saham. Misalnya 1-2 jam seminggu untuk belajar.
4. Analisis Saham yang Ingin Dibeli
Sebelum membeli saham, penting untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Analisa saham yang ingin kamu beli. Mulailah dengan hal dasar seperti melihat laporan keuangan.
Belajar baca laporan keuangan: Kamu bisa memulai dengan melihat nilai sebuah saham, apakah mahal atau murah.
Saham bisa dinilai dari rasio PER dan PVB.
PER (Price to Earnings) adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham. PER yang bernilai 1-10 dianggab harga sahamnya lebih murah dibanding PER di atas 10.
PVB (price to book velue) adalah perbandinga harga saham dengan nilai buku. Semakin kecil nilai PVB sebuah perusahaan berarti harga sahamnya semakin murah dan sebaliknya.
5. Buka Akun di Broker Saham
Broker saham adalah perantara yang menghubungkan kita untuk bertransaksi di pasar saham Indonesia atau di Bursa Efek Indonesia. Tanpa broker saham kita tidak bisa membeli saham secara langsung.
Broker saham sering juga disebut dengan sekuritas. Pilih lah broker saham terpercaya dan sudah terdaftar resmi di OJK dan BEI.
Kriteria singkat Memilih Broker Saham Terpercaya
- Biaya Broker: Pilih broker saham yang memberikan potongan komisi yang rendah. Namun pada umumnya komisi broker saham berkisar 0,15-0,25%.
- Aplikasi Saham Mudah: Pilih sekuritas yang aplikasi trading sahamnya gampang digunakna.
- Layanan customer
service 24/7
- Deposit Kecil: Pilih broker saham yang deposit awal kecil. Beberapa sekuritas hanya mulai dari 100 ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah. Pilih yang sesuai dengan keuangan kamu. Kalau hanya untuk belajar, pilih yang keci
Cara Membuka Akun Saham
- Download aplikasi saham dari sekuritas yang suda kamu pilih.
- Daftar
dengan KTP, NPWP (opsional untuk pajak), dan email.
- Verifikasi
via video call atau e-KTP.
- Transfer
dana awal via bank.
- Akun aktif
dalam 1-3 hari.
Pada saat pendaftaran, agen dari sekuritas akan membantu semua proses dari awal sampai akhir. Untuk itu pilih sekuritas yang pelayanannya bagus dan ramah. Hindari memilih broker saham yang tidak terpercaya.
6. Setor Dana Awal ke RDN (Rekening Dana Investor)
Setor dana awal kamu ke RDN. Tentukan berapa modal awal yang ingin kamu setor untuk membeli saham. Setelah itu kamu bisa mulai membeli saham.
Contoh kamu ingin membeli saham BBCA 1 lot dengan harga per lembar Rp 5000,. Minimal pembelia saham yaitu 1 lot atau 100 lembar saham.
Jadi apabila kamu ingin beli 1 lot saham BBCA, maka kamu butuh 500 ribu rupiah. Di pasar saham, harga saham sangat beragam mulai dari harga 100 rupiah sampai ratusan ribu rupiah. Bahkan yang di bawah 100 rupiah juga banyak, namun kamu perlu untuk menganalisanya dulu. Sebab harga saham di bawah 100 seringkali perusahannya rugi.
7. Pantau Saham dan Kelola Risiko
Saham tentu memiliki resiko. Saham bisa naik hitungan jam, hari, minggu. Saham juga bisa turun hitungan jam, hari dan minggu.
Naik turunnya saham adalah hal yang wajar. Namun ada yang tidak wajar yaitu kadang saham bisa naik dan turun sampai 20%. Untuk itu perlu memahami resiko yang ada.
Penyebab saham bisa turun banyak biasanya karena datangnya info yang bersifat negatif dengan saham itu. Perusahaan tersebut rugi dan lain sebagainya. Bisa juga disebabkan oleh kondisi ekonomi nasioanl dan dunia. Seperti contoh saat pandemi covid.
Hindari Kesalahan Umum Para Pemula
Berikut beberapa kesalahan umum yang dilakukan para pemula dalam berinvestasi saham:
1. Tidak punya tujuan investasi
2. Beli karena ikut-ikutan atau FOMO
3. Panik saat harga naik dan turun
4. Asal beli, tidak melakukan analisis
5. Memakai uang sehari-hari atau uang keperluan dapur, sekolah, kuliah dll
6. Mekakai uang pinjaman atau mengutang
7. Tidak sabaran dan ingin cepat kaya
Kesimpulan
Investasi saham adalah langkah cerdas untuk membangun kekayaan jangka panjang, bukan jalan pintas untuk cepat kaya. Bagi pemula, memahami cara investasi saham untuk pemula sangat penting agar tidak salah langkah. Dengan pengetahuan yang benar, disiplin, dan strategi yang tepat, siapa pun bisa mulai investasi saham dengan modal kecil.
Sebelum memulai, penting untuk menetapkan tujuan investasi, memahami risiko, serta mempelajari dasar-dasar analisis saham agar tidak salah dalam memilih saham. Mulailah dari modal kecil untuk belajar dan gunakan uang dingin (nganggur).
Kunci sukses dalam investasi saham jangka panjang adalah belajar terus, disiplin, dan sabar menghadapi fluktuasi pasar. Dengan konsistensi dan pengetahuan yang cukup, investasi saham bisa menjadi jalan menuju kebebasan finansial dan masa depan yang lebih aman.